Mendidik putar-putri bukan sesuatu yang mudah. Ditambah lagi
lingkungan disekitar rumah kurang kondusif. Tetapi hal itu juga tak seharusnya
menjadi alasan.
Memang cukup mengagetkan saat putar-putri dapat berkata tidak
baik. Kita mungkin bertanya-tanya, di mana dan bagaimana putar-putri Kita
belajar bahasa seperti itu? Apakah ia benar-benar paham yang ia katakan? Kenapa
ia seperti itu? Penting sekali mempunyai pengetahuan mengenai alasan putar-putri
Kita berkata tidak baik agar dapat mengambil tindakan yang tepat. Bagaimana Kita
mengambil sikap terhadap kata-kata tidak baik yang diucapkan putar-putri Kita
saat ini, akan berpengaruh pada perilaku di masa depannya.
Inilah 10 penyebab putar-putri Kita berkata tidak baik
dikutip dari sayangiputar-putri.com,
1. Mengeksplorasi
bahasa, yang bahkan bisa jadi anak kita tidak tahu maknanya
Putar-putri-putar-putri sering bersumpah atau menggunakan
kata atau kalimat yang tercela karena mereka ingin mengeksplorasi bahasa.
Mereka mungkin akan menguji kata baru, meski mungkin mereka belum paham
maknanya.
2. Putar-putri metanggapan masalah dan melampiaskanya dengan
yang tidak baik
Saat putar-putri usia sekolah bersumpah, biasanya untuk
melampiaskan isi hati yang negatif. Ini adalah tanggapan terhadap sesuatu yang
menyakitkan, menjengkelkan atau frustrasi. Jika kata-kata tersebut terlontar
karena kemarahan, Kita dapat mengajarkan putar-putri Kita bahwa merasa marah
itu tidak apa-apa.
Tapi, akan lebih baik bagi putar-putri Kita untuk
mengungkapkan perasaannya dengan kata-kata yang baik, atau menjauh dari apa
yang menjadikan marah. Sebagai contoh, jika putar-putri Kita marah dengan teman
bermainnya, katakan padanya untuk pergi atau meminta bantuan orang dewasa
dengan situasi yang ia hadapi.
3. Saat frustasi apa yang telah didengarkan terucapkan
olehnya
Hal ini dapat terjadi saat putar-putri tidak dapat
menyelesaikan sesuatu atau mendapat rintangan yang tidak dapat ia selesaikan.
Jika kata-kata tersebut terucap karena frustrasi, bicaralah kepada putar-putri Kita
melalui langkah-langkah yang tepat untuk memilah masalah bagi dirinya sendiri.
Misalnya, jika ia telah kehilangan mainan, ajarkan ia untuk
mencarinya terlebih dulu di tempat terakhir ia bermain. Kemudian, lanjutkan
pencarian di kamar tidurnya, dan sebagainya.
Kita belajar cara-cara alternatif untuk menghadapi putar-putri
dengan tanpa kemarahan dan frustrasi. Hal ini dapat mencakup menghitung sampai
10, mengambil napas dalam-dalam, atau berbicara tentang perasaan marah.
4. Berusaha menyelaraskan diri dengan lingkungan
Putar-putri kita mungkin juga berusaha menyesuaikan diri
secara sosial. Mereka bisa jadi mencoba untuk menjadi bagian dari kelompok,
atau untuk menampakkan dengan menjadi lucu atau menambahkan nilai kejutan
pembicaraan mereka. Putar-putri-putar-putri mungkin juga akan meniru orang lain
saat mereka bersumpah.
5. Putar-putri terlalu terkekang dengan peraturan
Beberapa putar-putri berkata tidak baik karena mendapat
reaksi keras da ri orang tua mereka. Dalam hal ini, belajarlah menerima pikiran
mereka dan doronglah mereka untuk mengucapkan dengan cara yang baik. Misalnya, Kita
dapat menyarankan, ‘skital’ atau ‘brrr’ atau bahkan kata-kata lucu yang Kita
dan putar-putri Kita buat bersama-sama.
6. Untuk mendapatkan perhatian dari orang-orang dewasa di
sekitarnya
Beberapa putar-putri berusaha mendapatkan perhatian dari
orang dewasa sekitarnya dengan berkata-kata tidak baik. Jika putar-putri Kita berulah
karena mendapat perhatian atau reaksi yang baik dari Kita, cobalah Tetap tenang
dan tidak berkata apapun. Berikan perhatian dan pujian saat putar-putri Kita
menggunakan bahasa yang baik.
7. Aturan keluarga yang belum jelas
Ketidak jelasan aturan, atau bahkan aturan yang belum
dibentuk dalam keluarga membuat putar-putri merasa bahwa keluarga menerima
kata-kata tidak baik tersebut. Orangtua perlu menetapkan kebijakan toleransi
nol untuk pengucapan kata-kata, apalagi yang ditujukan terhadap seseorang.
Tidak ada alasan apapun yang memperbolehkan mereka untuk melakukan pelanggaran.
8. Mencontoh orang di sekitar mereka
Bayi dan balita mempelajari kata-kata yang didengar dari
orang-orang di sekitar mereka, terutama orang tua. Mereka juga mempelajari
perasaan yang dirasakan orang lain saat kata-kata tersebut diucapkan. Secara
tidak langsung, mereka tentang bagaimana orang lain melihat dan bertindak saat
menggunakan kata tertentu, dan bagaimana Kita melihat dan bertindak saat putar-putri-putar-putri
Kita mengatakan kata yang sama. Jadi jika orang tua selalu mengatakan kata
tertentu saat mereka marah, putar-putri mereka cenderung mengatakan kata yang
sama saat marah, tanpa tahu apa maknanya.
9. Untuk mengulang reaksi yang diinginkan
Jika Kita tertawa atau bahkan mencoba untuk menyembunyikan
senyum saat putar-putri Kita pertama kali mengatakan satu kata yang tidak baik,
maka ia kemungkinan akan mengulanginya lagi untuk mengambil perasaan Kita. Hal
yang sangat ia inginkan dengan mengatakannya lagi sebagai putar-putri-putar-putri
adalah ingin menyenangkan orang tua mereka lebih dari apa pun.
10. Menikmati sensasi kata baru
Putar-putri-putar-putri menikmati penggunaan kata-kata dan
segala hal yang baru mereka pelajari. Dengan bermain dengan kata-kata yang
mereka anggap menarik atau rahasia atau khusus, mereka mendapatkan sensasi yang
menyenangkan.
Balita usia tiga dan empat tahun mungkin mempunyai perasaan
yang menyenangkan saat memanggil orang lain kata-kata tercela karena mereka
telah belajar bahwa ada sesuatu yang menarik tentang kata-kata itu.

